RSS

PERSAHABATAN - KU DENGAN - MU TIDAK SIA- SIA


PERSAHABATAN – Ku dengan – Mu TIDAK SIA – SIA .

       Ya Allah….. Biarlah sekucup mawar harapan mekar dan abadi demi merahmati tamanku dengan senyum dan harumnya yang membawa perasaanku pada kebahagiaan. Hembuskan anginmu untuk mengantarkan harum mawar bagi sahabatku, agar musim semi cinta kepada-MU muncul dan terjaga.Meluruhkan badai dan bencana yang tegak bendera waktu.
Sejengkal demi sejengkal rasa kasih sayang ini muncul kerendah hatian berdiri tegak untuk mengokohkanpondasi persahabatan, untuk melangkah menuju kebahagiaan yang abadi. 

     Aku masih ingat kala aku dan sahabatku menghabiskan sore, malam, pagi, juga siang di asrama itu. Aku adalah satu diantara ribuan anak yang tinggal di asrama tersebut. Ketika pandanganku tertuju pada salah satu koperasi yang terdapat di dalam asrama tersebut. Kurasakan, ku alami, sehingga ku kenang semua, hal yang paling indah serta terluka yang tersimpan dalam memory ku yang masih terngiang jelas dalam pandanganku. 

Ach……Aku rindu, Aku terbakar rindu kepadanya, di asrama itu Wahai… sahabat terbaik ku,

* * * 
           Apabila rindu adalah penyakit, hanya pertemuanlah yang jadi obatnya. Tapi, obat apa yang dapat membawaku di masa silam itu, memposisikan diriku berada di samping sahabat terbaik ku dengan sorotan mata yang bijak. 
           Sementara sahabat ku kini telah hilang di seberang arah, tersapu gelombang “ keinginan “ tuk menggapai cita – citanya di seberang sana. Jiwaku mendengar jeritan yang muncul dari kalbu “ wahai sahabatku, ku rindu adanya dirimu, “ku angkat tangan ini ku panjatkan do’a ku tujukan kepadanya, agar dia selalu diberikan perlindungan, rizqi yang melimpah serta hidayah – Mu. Ku teteskan air mata kerinduan ini, hanya pada- MU ku bersujud dan hanya kepada – Mu lah aku memohon. 
                         Ach…..Aku rindu Aku terbakar rindu kepadanya, Wahai sahabat muda ku…..
                                                                             
                                                                           * * * 

      Demi Allah aku tidak sedang merangkai kata – kata hanya demi memuaskan hasrat ingin ungkapkan, rasa rindu yang tulus hanya untuknya. Dahaga rindu hanya akan terobati dengan siraman air pertemuan. Namun, kuasa waktu memustahilkan hasrat untuk bisa kembali ke masa silam. 
           Akhirnya hanya goresan pena yang tampil sebagai tetes – tetes air untuk mengurangi dahaga ini. Aku menemukan banyak hal baru ketika dengannya, melalui cahaya yang berpendar dari dada, aku ingin mengungkapkan sebuah kisah yang memancarkan keharuman bagai harumnya mawar yang mengalahkan bau – bau busuk sampah dunia.
          Aku tahu bahwa kehidupan sekarang telah mencabik - cabik hati dan fikirannya. Lidah orang sekarang sangat sulit untuk mencecap kelezatan bahasa. Dan aku seperti aladin yang terbang bebas dengan membawa sajadah yang di atasnya terhampar untaian kata yang akan terasa asing dan aneh bagi jiwa –jiwa banyak orang sekarang.
              Sosok aku yang aku kisahkan sendiri adalah seorang gadis yang lemah lembut tapi cerewet, polos dan kerendah hatiannya bagi tatapan – tatapan orang awam. 
          Dia memiliki teman yang jauh berbeda dengannya, “ DIA “ Begitulah aku menyebut dirinya dalam kisah ku ini. Gadis yang memiliki karakter yang berkebalikan dengan ku, dia pendiam tidak banyak bergaul, keras kepala, tidak mudah menerima nasehat orang lain, sombong tapi dia penyayang dan memiliki cita – cita yang tinggi menjulang. 
        Benang – benang takdirlah yang mempertemukan kami berdua, dalam satu sulaman. Kisah ini dimulai ketika takdir masih menyatukan apa yang harus bersatu. Kasih sayang, kehangatan, persahabatan, kebahagiaan yang masih menjadi selimut kehidupan mereka. 
          Tapi, takdir yang menentukan, mereka berpisah setelah satu tahun bersama. Di asrama itulah kami berucap kata perpisahan. Kerlingan air mata jatuh deras membasahi pipi kami. Apa obat untuk mengatasi ini ? Jawabku tidak ada.

                                                                          * * * 
                

Ku pandang  sosoknya yang berjalan lurus meninggalkanku. Setelah kita berjabat tangan dan berucap kata perpisahan. 
Ku langkahkan kakiku menuju pintu asrama itu kembali. Aku mengumpulkan banyak ketegaran untuk hadapi hidup tanpa sahabatku itu. Yang tak terbayangkan kerasnya hidupku kan menyendiri dengan semakin rumitnya masalah yang ku miliki.
Esok paginya, aku lekas – lekas bangun ketika mendengarkan adzan subuh. Setelah ku melaksanakan rutinitas  sholat berjama’ah dan aktivitas lainnya setelahnya. Aku bergegas menuju koperasi tempat dimana biasanya aku menemui sosoknya.
Aku tersentak dengan sebuah keheningan. Kenapa tak ku temukan sosoknya disana. Aku baru sadar, apa yang sedang aku lakukan. 
Baru kemarin kita berucap kata perpisahan tapi rasa kehilangan ini sudah teramat mendalam. Aku berdiri menegarkan hati dan jiwa ini, berkali – kali aku mengusap air mataku.
Kami hanya merasakan kepedihan yang tiada tara. Pernah terlintas kalimat, “ Kenapa harus bertemu jika akhirnya akan berpisah. “ Tapi, takdir tetaplah takdir yang harus diterima dengan lapang juga kesabaran hati.
      *          *          *

Ini awal dari persahabatan kami, aku sulit untuk menceritakannya karena memang kisah ini unik tapi menyentuh. Seakan – akan tiada baris kata yang rapi dalam kisahku ini.
           
Aku mengenalnya ketika dia berada sekamar denganku. Kita sama – sama sudah tinggal lama di asrama itu, tapi baru detik inilah aku melihat sosoknya. Sosok gadis cuek, dekil, acak – acakan dan seorang yang tidak banyak bicara.
           
Ketika itu dia sedang sakit. Dia terbujur lemah tak berdaya di bawah selimut tebal kepunyaanku. Aku memperhatikannya yang sesekali menanyakan keadaannya, apa dia sudah makan atau sekedar bercanda sesaat.

            Dan ini adalah awal dimana kelak kita akan dipersatukan dalam rajutan benang persahabatan. Tidak pernah aku membayangkan akan bersahabat denganmu tapi Allah yang lebih berkehendak.

                                    *          *          *
           
                                    Ini awal kebahagiaanku
Dimana kami bertemu dalam ruang kasih sayang
Rajutan benang kebahagiaan peristiwa itu
Terukir indah kasih kisah kami

Menyebalkan tapi, unik
Lucu, tebar pesona penuh canda tawa
Senyumku yang terpancar dari bibir
Teruntuk dia, hanya untuknya


            Sudah hampir sebulan dia pulang ke rumah. Penyakit yang di deritanya suda terlalu parah sehingga dia divonis untuk menjalani operasi.

            Dia tidak terlalu memikirkan tentang kesehatannya bisa dibilang dia gadis yang apa adanya. Cara dia berpenampilan, tutur bahasanya, dan tidak terlalu memikirkan masalah yamg dialaminya karena memang dia gadis yang acuh tak acuh dengan semuanya.
           
            Mungkin ini adalah salah satu penyebab mengapa ia bisa terserang penyakit yang lumayan parah ( tapi gag sampe’ buat dia mati koq ). Dari pola makannya yang kurang dapat perhatian ditambah dia yang enggak mau perhati’in pola makannya sendiri.
           
Operasi yang dijalaninya cukup rumit dan ini enggak perlu diceritain ( R Donk ! ), yang terpenting adalah ia dapat terhindar dari segala mara bahaya yang melandanya. Dia bisa sembuh karena operasi yang telah dilaluinya.
Alhamdulillah…, aku sebagai teman hanya bisa mendo’akan, tidak lebih juga tidak kurang.

                                    *          *          *

            Sebulan telah berlalu, dia telah kembali ke habitatnya menjadi anak asrama yang tergantung pada peraturan. Yach… bisa dibilang peraturan di asrama ini ketat banget, super – super ketat.
Untung saja semua anak – anak di asrama ini tidak stress dibuatnya. 

             Mau ini itulah semuanya harus dengan izin, Ya kalau izinnya biasa – biasa saja, peraturan disini itu sulit banget sampe’ mau izin karena ibunya sakit aja masih pake persyaratan inilah itulah, MBULET !
Sampe kadang – kadang kehabisan waktu keburu ibunya meninggal duluan, izin pulang bukan karena ibunya sakit malah pulang izin karena ibunya udah meninggal. Naudzubillah…
           
            Tapi peraturan yang mengekang seperti contoh di atas tidak mematahkan semangat bagi anak yang ingin berkarya. Salah satu contohnya seseorang ingin berbisnis secara individu di asrama. Tapi, keinginan yang seperti itu dilarang dalam ruang lingkup tertutup seperti di asrama ku ini.
           
Dia, temanku itu salah satu seseorang yang ingin berkarya. Dia bisnis jualan buku secara sembunyi – bunyi ( illegal ) guna ngasilin rupiah. Lumayan kan untungnya bisa dibuat beli es di koperasi : > D

            Dia sich enggak seberapa musingin masalah peraturan, yang terpenting pada kemajuan hidupnya adalah nekat. Nekat berarti ia berani nanggung segala resiko setelah dia nglakuinnya. Jadi, menurut pandangan temanku ini modal nekat dalam berkarya adalah suatu sub terpenting dan harus tertanam dalam jiwa – jiwa anak karya.

            Pertengahan pertemanan kami ketika kami saling bertemu, dimana ia berperan sebagai penjual buku. Aku terinspirasi dari dirinya. Buku – buku yang telah aku dapatkan darinya semata – mata hanya karena keinginanku yang bisa sepertinya. Seorang yang hebat, yang kehebatannya juga keunggulannya ia peroleh dari buku.
           
Dia lebih memilih buku sebagai teman terbaiknya, daripada teman – teman disekitarnya yang hanya dipenuhi dengan kemunafikan belaka. Itulah keunikan darinya. Seorang engineer pejuang yang hebat penuh semangat pantang patah asa.
           
                        *          *          *

Disitu adalah salah satu sebab kenapa aku bisa dekat dengannya. Seringnya kami bertemu serta banyaknya waktu luang yang kami manfaatkan untuk sharing bersama menjadikan kami berdua tambah dekat. Bukan hanya sekedar teman biasa tapi sobat karib.

           
Rindu persahabatan,
Aku ingin member tahu pada dunia
Tentang sahabat ku ini

Sahabat yang bersembunyi
Dibalik batu karang
Yang sulit dijangkau

                                    Sahabat ku yang satu ini berbeda dan unggul
                                    Menari – nari diatas awan dengan bahagianya

Aku hanya bisa tersenyum memandangnya
Aku bangga miliki dirinya, Sobatku…

            Sobat,…
            Pernahkah kau temukan seseorang yang senantiasa setia disisimu
            Kala kau jauh dan hilang asa

Sobat,…
Pernahkah kau dapati sosok makhluk yang selalu
Tahan melihat kisahmu
Kala angin membawa berita – berita busuk tentangmu

                        Sobat,…
                        Ada kerinduan tersendiri
                        Untuk dapat berteman dengan sosok sepertimu

Sobat,…
Kata yang sederhana, yang tak mudah ditemukan
Dalam kenyataan

                                    Sobat,…
                                    Persahabatan ku dengan mu tidak sia – sia
           
            Sobat,…
            Karena dirimu adalah aku
            Aku adalah dirimu
            Yang lahir dari benih – benih kasih sayang


                                    *          *          *         


            Detik – detik yang ku lalui dengannya serasa membekas dan harus diingat hingga sekarang. Kebahagiaan, tertawa bercanda bersama, kesedihan yang kita rasakan satu sama lain terkesan dan harus menjadi kenangan yang terindah yang pernah ku miliki.

            Setiap malam di depan kamar itu aku selalu setia menemaninya. Dia belajar dengan giatnya guna ujian ( uji kompetensi ) yang akan dihadapinya, tujuannya adalah inginnya masuk pada perkuliahan favoritnya. Melalui ujian itulah ia dengan mudah masuk dalam perkuliahan yang ia inginkan tersebut.

            Sesekali aku mengajaknya bercanda, mendinginkan fikirannya agar tidak terlalu focus pada pelajaran yang ia pelajari. Kadang ku juga menanyakan padanya perihal persahabatan kita ini, Bagaimana jika besok benar – benar kita berpisah.

            Kadang aku menangis di hadapannya. Tak kuasa dirinya melihat air mataku berlinang terus menerus.
“ Aku berjanji bakal jadi sahabat terbaik mu selamanya dalam hidup mu. “ ( Bisiknya padaku )

            Aku sedikit meragu dengan ucapan yang terlontar dari mulutnya barusan. Tapi inilah kenyataannya. Apakah ia bakal tepati janjinya atau sebaliknya dia akan pergi jauh meninggalkan ku juga asrama ini dan tiada kabar tentangnya lagi.

            Betapa sedihnya hatiku, baru pertama kali mendapatkan teman yang baik dan tepat untukku sudah akan kehilangan, rasa kehilangan dirinya sudah terasa hingga kini aku masih selalu memikirkan hal itu. Aku cemas sebentar lagi aku bakal kehilangan sahabat terbaik dalam masa hidupku.

           
Sedih sedih rasa hatiku kali ini
            Ku renungkan segalanya tentangnya
            Ku fikirkan semuanya yang berkaitan dengannya

Aku akan sendiri tanpa teman terbaikku itu
Aku susah tanpa bantuannya
Aku hilang asa tanpa kata motivasi dari dirinya

                                    Ku cemaskan segalanya yang akan terjadi padaku
                                    Ku takutkan takdir yang akan menghadangku
           
Aku belum siap kehilangan emas itu,
Aku miskin tanpa emas tersebut
Aku tak ingin kenyataan hancur dan terluka melandaku

            Aku menyayangi sahabat ku itu
            Untuk selamanya
            Meski dirinya tak disisi
            Tapi kasih sayang bagi seorang sahabat hanya untuknya
            Teruntuknya seorang


Al Qur ‘ an yang kuberi untuknya adalah semata – mata hanya inginku dia kenang aku sebagai teman terbaiknya yang terpenting untuk hidupnya. Berharap ku ketika ia membaca isinya meski hanya menyentuhnya akan  mengingat diriku, hati ini sudah merasa senang meski tak melihatnya.

Barang yang ku berikan untuknya  itu tak sebanding dengan pemberiannya untukku. Banyak sekali barang – barang yang dia beri untukku, tanpa ia memikirkan harga atau cara sulit untuk mendapatkan  barang tersebut.

Tapi, itu sudah terlewat yang dipikirkannya. Dia tidak pernah menghiraukan perihal barang – barang tersebut. Satu yang ia beratkan yaitu berpisah dengan sahabat terbaiknya. Dialah aku. Sedikit besar hati, bangga karena langka sekali kudapatkan teman seperti dirinya. 

Menganggap ku teman terbaik untuk hidupnya, yach... kira – kira aku adalah seorang yang terpenting untuk hidupnya. He…He…He…
Ku cengingisan sendiri memikirkan hal itu juga kisah – kisah lucu dan menarik dengannya.

                                   
*          *          *

            Ini adalah kisahku
            Dimana ku merajut benang – benang kasih saying dengannya
            Kerinduan yang menggebu – gebu
            Inginku berjalan menuju tempat tinggalnya
            Dan ku singgahi sosoknya sekarang

Aku tersenyum sendiri
Sepintas merasakan bahagianya ku menjadi diriku ini
Mendapatkan teman terbaik yang seunggul dirinya

                        Waktu terus berjalan memenuhi takdirnya
                        Tangan Allah terus bekerja
                        Menunjukkan kuasa – NYA pada kami

Dan kelak akan tiba waktu
Dimana kita berpisah

                                    Aku melamunkan hal itu semuanya
                                    Dia yang ku sayangi
                                    Meninggalkanku begitu saja
                                    Hal itu mencemaskanku saat ini
           
              Burung – burung berterbangan sore itu, sedang kita terdiam duduk di atas bangku sekolah. Setelah berpanjang kata terlontar dari mulut masing – masing, yang bercerita tentang ku juga dirinya. Terkadang ku mendengarkan curahan hatinya dan terkadang pula ku merangkai baris syair – syair yang ku lantunkan teruntuk dia seorang.
                       
            Seringnya kami kesana, menjadikan ruang tersebut sebagai tempat yang terkenang untuk kami. Matahari yang mulai meredup, menenggelamkan dirinya adalah saksi bisu atas perjalanan hidup kami, setiap sore di tempat itu. Sesekali angin sore menghembuskan ketentraman bagi siapa saja yang ia sapa kala itu, termasuk kami berdua.

            Terkadang ku menangis di sandaran bahunya. Menceritakan perihal hidupku, inginku dia selalu temani kala ku bersedih dan terluka. Aku takut jika kelak kita benar – benar terpisah dan tidak dapat lagi bersenda gurau di tempat itu lagi.


            Jika kau menanyakan tentangku
            Sepedih apa hidupku
            Cukup kau tatap mataku ini
            Dan rasakan apa yang sedang aku rasakan saat ini

                                    Aku rela dengan semua yang berlalu padaku
                                    Tanpa harus aku mengeluh pada – NYA
                                    Meski dalam hati sedikit mengganjal
                                    Ku mengeluh atas semuanya
           
Tapi, aku yakin Tuhan yang lebih tahu tentang kami
Yang terbaik untuk hidup kami

                        Tak perlu ada lagi air mata diantara kita
                        Ketika perpisahan itu terjadi
                        Tapi aku takut aku resah karena masalah ini
                        Semoga ini tidak berlanjut dikemudian hari

Beriku rasa bahagia pada hidupku ini,
Agar ku dapat hidup lama lagi dengannya
Dirimu yang begitu berharga buatku
Kan ku pertahankan untuk kebersamaan



                                                *          *          *









   To Be Continuoe……!!!
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 catatan nieajah. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates