Tahun lalu selembar uang rupiah mungkin cukup untuk jatah makan sehari. Namun tidak lagi untuk tahun ini dan tahun depan(±28 hari).
Melihat banyaknya lulusan sarjana yang hanya jadi pengangguran dan tingkat inflasi yang terus menumpuk sedikit demi sedikit menggerus nilai rupiah yang diterima setiap bulan oleh buruh dan karyawan. Atas dasar realita itu (lulusan sarjana yang pengangguran dan pekerja yang bimbang akan pendapatan yang diperoleh) sektor wirausaha kian dilirik.
Kini, kian banyak orang yang yang awalnya malu- malu untuk berwiraswasta langsung menceburkan diri dan berharap akan menjadi pengusaha mapan.
Berwiraswasta bisa dimulai dari kaki lima, menyewa outlate atau kantor dan tentunya dengan menguras seluruh uang tabungan(makin besar jumlah tabungan makin terjamin modal kedepan) berwiraswasta bukanlah pekerja'an yang indah penuh bunga, terutama pada tahun- tahun awal merintis.
Bukan wiraswasta namanya kalau tidak ada resiko "untung atau rugi". Bukan untuk satu atau dua tahun tapi selamanya. Karena itu sesiapa yang hendak mengawali langkah sebagai usahawan harus sadar bahwa ketangguhan jiwa dan tak cengeng sekaligus pantang mundur adalah syarat mutlak. Dan seorang usahawan pun diutamakan kreativ dan jeli karna itu akan menentukan jatuh bangunnya seorang dalam berusaha.
Nb: Setiap pelaku wirausaha itu mang awalnya malu- malu entah karena gengsi atau sejenisnya tapi segala sesuatunya itu kalau tidak dicoba terlebih dahulu tidak akan ktahuan hasil akhirnya. Untung- rugi itu hal biasa toh kalaupun rugi kan bisa dimanfa'atkan sendiri
Mental usahawan itu mental baja sekali gagal akan coba hal baru dan tentunya dijadikan pelajaran.
jika pendapatan anda tidak mencukupi,
1. Pindahlah bekerja kepenghasilan yang tinggi.
2. Carilah penghasilan tambahan.
"Syarat pertama untuk bisa menjadi pengusaha adalah memerdekakan pikiran, seliar-liarnya, semerdeka- merdekanya."
- bob sadino- entrepreneur
0 Comments
